Plester luka, perban serta bahan obat seperti salep
ternyata masih kurang efektif. Cara tradisional
seperti penggunaan sarang telur laba-laba terbukti
lewat penelitian lebih efektif. Hal tersebut
diungkapkan dalam penelitian Rezza Putri Mahartika,
Fauzizah Fatma Ningrum dan Erissa Hanifah, siswi-siswi MTs Negeri Kediri II Jawa Timur, salah satu
finalis Lomba Karya Tulis Ilmiah Remaja Ke-42
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). "Terpikir
meneliti ini (sarang telur laba-laba) karena nenek
saya sering menggunakannya kalau saya luka
ketika kecil," ujar Rezza yang dahulu tak mengerti
bahwa yang digunakan neneknya adalah sarang
telur laba-laba.
Rezza bersama kawan-kawannya memulai
penelitiannya di sekolah dengan mengujicobakan
penggunaan sarang telur laba-laba untuk menutup
luka pada mencit. Ia membuat sayatan pada
beberapa mencit dengan pisau cukur untuk
membuat luka, kemudian menutupnya dengan
sarang telur laba-laba tersebut. Ia mengontrol luka
setiap harinya untuk mengetahui apakah luka sudah
mengering dan menutup. "Dari hasilnya, luka sudah
bisa mengering dan menutup pada hari ke 5.
Sementara penggunaan salep, plester, lukanya
masih basah pada hari kelima tersebut," jelas Rezza.
Luka yang telah mengering dan menutup bisa dilihat
dari tumbuhnya jaringan di permukaan kulit yang
disebut epidermis.
Penasaran dengan hasil uji coba
itu, Rezza dan timnya kemudian membawa sampel
sarang telur laba-laba ke Pusat Penelitian lmu
Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek), Serpong,
Tangerang. Ia melakukan analisis tentang ciri- ciri
sarang telur laba-laba tersebut sehingga bisa
mengetahui karakter penyusun bahannya yang
mendukung proses penutupan luka. "Hasil analisa
polimer menunjukkan bahwa polimer berbentuk
kristal. sementara jenis polimernya adalah protein,"
jelas Rezza.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar