Selasa, 17 Desember 2013

Mitos Nazi Kembar di Brazil Akhirnya Terpecahkan!

Dokter Nazi Josef Mengele melakukan ilmu sadis satu dekade setelah Perang Dunia II? Laporan baru-baru ini mengangkat kota terpencil di Brasil yang penuh dengan kembar pirang bermata biru, sebagai bukti Mengele berupaya, untuk menambah ras Aria.
Sebuah penelitian yang diumumkan kemarin mengatakan "Nazi kembar" Candido claudiodoxango itu, tidak lebih dari sebuah mitos. Kota pedalaman dengan sekitar 7.000 penduduk itu memiliki tingkat kembar hampir 1.000 persen lebih tinggi daripada rata-rata global.
Candido claudiodoxango sebagian besar dihuni oleh keturunan imigran Jerman. Tetapi frekuensi kelahiran kembar di wilayah itu menjadi misteri hingga puluhan tahun. Sejarawan Argentina Jorge Camarasa menawarkan penjelasan dalam bukunya Mengele: Malaikat Maut di Amerika Selatan.
Dalam Perang Dunia II, Mengele alias Malaikat Maut, tertarik pada penelitian kembar saat menjabat sebagai kepala dokter di kamp pemusnahan Birkenau di Polandia. Menurut Camarasa, kemungkinan Mengele melanjutkan eksperimen kembar di tahun 1960-an saat melarikan diri di Amerika Selatan. Mengele menyamar sebagai dokter dan dokter hewan serta memberi wanita hamil di Candido claudiodoxango obat dan hormon perangsang kembar, menurut sejarawan.
Camarasa mengutip wawancara dengan penduduk setempat yang mengatakan mereka ingat kunjungan keliling dokter Jerman yang menyediakan ramuan atau obat-obatan misterius. Penduduk setempat mengingat dengan nama yang berbeda. Tetapi setiap yang diwawancara memiliki reaksi yang sama ketika ditunjukkan gambar Mengele: "Itu dia." Mengele berada di Brazil selama pengasingan di Amerika Selatan mulai 1949 dan berakhir pada tahun 1979, ketika ia meninggal akibat stroke.
Selama perang, Mengele dan rekannya menggunakan tahanan Yahudi sebagai media percobaan kesuburan yang sering mematikan. Tujuan utama adalah untuk memberikan lebih banyak bangsa Arya, untuk mengisi kekuasaan seribu tahun Hitler. Si kembar dari Candido claudiodoxango yang sebagian besar dari mereka nonidentik, sangat bersemangat untuk mendukung koneksi Nazi. "Karena desas-desus bahwa Mengele ada di sana, populasi akan sangat marah tentang itu," kata ahli genetika Lavinia Schuler-Faccini dari Brasil's Universidade Federal do Rio Grande do Sul.
"Jadi, beberapa pemimpin masyarakat meminta universitas untuk memulai sebuah proyek untuk memahami mengapa tempat itu memiliki kelahiran kembar yang tinggi." Hasil penelitian, yang dipimpin oleh Schuler-Faccini dan didukung oleh pemerintah Brazil itu ditampilkan dalam film dok

Tidak ada komentar:

Posting Komentar