Dokter Nazi Josef Mengele melakukan ilmu sadis satu dekade setelah
Perang Dunia II? Laporan baru-baru ini mengangkat kota terpencil di
Brasil yang penuh dengan kembar pirang bermata biru, sebagai bukti
Mengele berupaya, untuk menambah ras Aria.
Sebuah penelitian yang diumumkan kemarin mengatakan "Nazi kembar"
Candido claudiodoxango itu, tidak lebih dari sebuah mitos. Kota
pedalaman dengan sekitar 7.000 penduduk itu memiliki tingkat kembar
hampir 1.000 persen lebih tinggi daripada rata-rata global.
Candido claudiodoxango sebagian besar dihuni oleh keturunan imigran
Jerman. Tetapi frekuensi kelahiran kembar di wilayah itu menjadi misteri
hingga puluhan tahun. Sejarawan Argentina Jorge Camarasa menawarkan
penjelasan dalam bukunya Mengele: Malaikat Maut di Amerika Selatan.
Dalam Perang Dunia II, Mengele alias Malaikat Maut, tertarik pada
penelitian kembar saat menjabat sebagai kepala dokter di kamp pemusnahan
Birkenau di Polandia. Menurut Camarasa, kemungkinan Mengele melanjutkan
eksperimen kembar di tahun 1960-an saat melarikan diri di Amerika
Selatan. Mengele menyamar sebagai dokter dan dokter hewan serta memberi
wanita hamil di Candido claudiodoxango obat dan hormon perangsang
kembar, menurut sejarawan.
Camarasa mengutip wawancara dengan penduduk setempat yang mengatakan
mereka ingat kunjungan keliling dokter Jerman yang menyediakan ramuan
atau obat-obatan misterius. Penduduk setempat mengingat dengan nama yang
berbeda. Tetapi setiap yang diwawancara memiliki reaksi yang sama
ketika ditunjukkan gambar Mengele: "Itu dia." Mengele berada di Brazil
selama pengasingan di Amerika Selatan mulai 1949 dan berakhir pada tahun
1979, ketika ia meninggal akibat stroke.
Selama perang, Mengele dan rekannya menggunakan tahanan Yahudi sebagai
media percobaan kesuburan yang sering mematikan. Tujuan utama adalah
untuk memberikan lebih banyak bangsa Arya, untuk mengisi kekuasaan
seribu tahun Hitler. Si kembar dari Candido claudiodoxango yang sebagian
besar dari mereka nonidentik, sangat bersemangat untuk mendukung
koneksi Nazi. "Karena desas-desus bahwa Mengele ada di sana, populasi
akan sangat marah tentang itu," kata ahli genetika Lavinia
Schuler-Faccini dari Brasil's Universidade Federal do Rio Grande do Sul.
"Jadi, beberapa pemimpin masyarakat meminta universitas untuk memulai
sebuah proyek untuk memahami mengapa tempat itu memiliki kelahiran
kembar yang tinggi." Hasil penelitian, yang dipimpin oleh
Schuler-Faccini dan didukung oleh pemerintah Brazil itu ditampilkan
dalam film dok
Tidak ada komentar:
Posting Komentar