PENYEBAB kematian King Tut yang mati remaja telah lama menjadi misteri,
dengan peneliti mengajukan berbagai teori tentang bagaimana ia menemui
ajalnya. Tapi sekarang para ilmuwan yang telah menganalisis DNA dari
mumi kerajaan, berhasil membuat pohon keluarga dari penguasa itu dan
percaya ia meninggal karena kombinasi malaria dan kelainan tulang.
Raja berusia 19 tahun itu adalah kepala dari dinasti 18 (kira-kira
1550-1295 SM) dari Kerajaan Baru, salah satu kerajaan yang paling kuat
di Mesir kuno. Tut meninggal di 1324 BC dan mendapat perhatian dunia
ketika Howard Carter menemukan makamnya di Lembah Para Raja pada tahun
1922. Dia mati muda dan tidak meninggalkan ahli waris dan penyebab
kematiannya telah menjadi misteri.
Kecelakaan atau bahkan pembunuhan telah diajukan sebagai kemungkinan
penyebab kematian dini itu. Tetapi sekarang para ilmuwan telah
menganalisis sejumlah artefak dari makam serta tubuh mummi dan mereka
dapat mengkonfirmasi. Tim dari Supreme Council of Antiquities di Kairo
menghabiskan lebih dari dua tahun mempelajari sebelas mummi kerajaan,
termasuk Tut sendiri menggunakan antropologi, radiologi, dan teknik
genetika. Beberapa mumi tidak dikenal sebelumnya termasuk 'KV35 EL'
adalah Tiye, ibu dari Firaun Akhenaten dan nenek dari Tutankhamun, dan
mummi KV55 mungkin Akhenaten, ayah dari Tutankhamun. Mummi tak dikenal
sebelumnya dilabeli KV35 YL kemungkinan ibu Tutankhamun.
Satu teori mengenai apa yang menyebabkan kematian Tut adalah kelainan
genetik yang dikenal sebagai ginekomastia, ketidakseimbangan hormon
jantan yang memberikan penampilan perempuan. Beberapa artefak yang
menggambarkan rumah kerajaan mendukung hal itu. Syndrome Marfan yang
menyebabkan tungkai memanjang dan arteri membesar di jantung, juga telah
diperdebatkan sebagai faktor yang mungkin turut menjadi penyebab
kematiannya. Tetapi penulis, yang dipimpin oleh Dr Zahi Hawass, menulis
"Tidak ada tanda-tanda ginekomastia atau sindrom Marfan ditemukan."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar